Dahulu kala, kendaraan roda dua yang pertama yang gue kenal adalah vespa, bahkan sebelum mengenal sepeda. bokap adalah scooterist sejati, bahkan ketika dia pergi keatas sana dihantar sama vespa antik kesayangannya.
gue juga lupa, sejak kapan gue berhasrat buat punya vespa, tapi yang jelas waktu masih SMA gue sempet bilang mau beli vespa sama nyokap. tapi ditentang dengan halus. nyokap masih belum lupa sama bokap katanya. pas kuliah juga sempet bilang mau punya vespa, masih ditentang dengan lebih halus. Tapi sekarang pas udah punya duit sendiri, kayaknya gue jadi susah buat ditentang. tekad buat jadi scooteris makin kuat. bulan ini juga gue harus udah punya vespa.
29 Maret 2008, gue resmi jadi scooterist, corsa 96 berwarna bunglon jadi tunggangan pertama. bermodal uang gak seberapa dan modal nekat karena gak ngerti mesin sama sekali. over all, scooter gue ini masih oke, cuma starternya mati, jadi mesti disela.
baru beberapa jam resmi dibeli, si bunglon mogok. dorong sebentra, eh...ada bro scooterist handal lagi nongkrong. ditolonginlah gue. setelah diubek-ubek, ternyata masalahnya cuma kendor busi doang! keliatan banget begonya dah gue!! sebagai tanda persahabatan gue beliin rokok sama klenger burger.
mudah-mudahan aja kedepan gak ada masalah lagi. wish my scooter luck!!!
kalo diperhatiin, ternyata hampir semua binatang yang ada di kebun binatang udah terdomestikasi secara gak sengaja. mereka gak ada bedanya sama binatang peliharaan semacam kucing atau semacam anjing. ini bisa jadi karena perilaku para pengunjung yang terlampau baik yang selalu dengan senang hati dan penuh keriaan melempar mereka dengan makanan manusia. dari semula yang hanya ingin mengganjal perut karena "diet ketat" atas nama keadaan ekonomi yang sedang melarat yang melanda manusia sang pemberi makan, akhirnya binatang-binatang -yang tadinya- liar ini menjadi terbiasa dan ketagihan dengan makanan manusia, karena makanan manusia udah pasti jauh lebih enakn dibanding makanan asli mereka yang tanpa bumbu, tanpa penyedap rasa, tanpa pewarna buatan, dan tanpa pemanipulasi rasa berbasis kimia lainnya.
indikasi gejala ketagihan yang melanda para penghuni bonbin ini bisa dengan jelas dilihat dari tingkah laku orang utan dan jenis ptimata lainnya yang selalu menengadahkan tangannya ketika ada manusia yang mendekati kandangnya, gajah juga gak ketinggalan menyodorkan belalainya berharap lemparan kacang atau lebih baik lagi kalo ada yang melempar kue bolu, beruang amerika berbulu hitam kelam yang harusnya liar dan gahar aja bisa berdiri dua kaki dihadapan pengunjung seolah-olah mereka adalah beruang sirkus. seandainya mereka tau, makanan manusia emang lebih enak tapi sebenarnya memperpendek umur mereka. gajah di alam liar bisa berumur lebih dari seratus tahun, tapi didalam kandang, mereka paling lama cuma bisa sampe 90 tahun. emang sih, selain makanan, faktor stress juga berperan disini -disamping mereka juga ga bisa kawin seenaknya didalam kandang (karena konon katanya ternyata "kawin" juga bisa memperpanjang usia).
dan gara-gara kunjungan ke Bonbin gue tersadar, kalo pikiran gak mau terdomestikasi, gue harus membebaskan pikiran dari kurungan yang tak kasat mata. buat gue, pikiran yang belum terdomestikasi adalah pikiran yang masih penuh dengan pertanyaan.
We are a team. consist of 3 kind of gak-jelas things:
Mely Munial: wanita gotik (bego tapi cantik), dengan bahasa Indonesia yang baik tapi tidak benar. party animal. #1 Suar Nasution groupie. in search of ideal man who become her forever love (mama Laurent bilang pertengahan tahun ini ketemu jodoh, Ki Gendeng Pamungkas bilang baru 2 tahun lagi!). menganggap cabe sebagai sayuran sebagaimana wortel, tomat, dsb. also known as miss Auw auw!
Sandy Andarusman: Pas Band Drummer (masih diperdebatkan apakah sebagai additional atau karyawan kontrak di Pas Band). Mencong (Metal tapi bencong). dipakai oleh pria, disukai wanita. kaki gak berbulu. pabrik kata-kata kotor. family man. also known as Mr. Langapa
Ade Shiro: just read this blog.
Sore-sore I-Radio. senin sampe Jumat jam 16-20, di 89,6 FM I-Radio Jakarta.
indikasi:
menghilangkan bete di saat macet
menambah perbendaharaan kata-kata kotor tapi aman untuk diucapkan
menambah (sedikit) wawasan lewat bersolek (berita sore intelek)
salah satu prioritas gue untuk menghibur diri adalah dengan menonton live music, dan sialnya gue gagal menghadiri 2 gigs yang sebenernya hukumnya wajib untuk didatangi. pertama, gig nya Pure Saturday di EX. karena terlena sama suasana santai di Bandung dan perhitungan waktu yang kurang matang, akhirnya gue gagal mencapai EX tepat waktu. yang kedua, konsernya Backstreet Boys. peduli setan orang mau bilang apa, but BSB is my biggest guilty pleasure!!!! ini lagi-lagi gara-gara perencanaan yang kurang matang. Akhirnya pas tau Incubus mau dateng, gw langsung susun rencana supaya tiketnya bisa kebeli.
tiket udah ada, tapi semua rencana jadi berantakan pas Jakarta mengamuk dengan macetnya yang luar biasa. dari jam 7 malam sms yang masuk ke acara gue semuanya bilang kalo macet dimana-mana, busway juga diantri sama ratusan orang. tapi untungnya ada seorang eko Susanto, reporter handal yang bersedia mengantar gue sampe senayan dengan motornya.
dari jam 19.30 gue udah shut down komputer gue, sebelumnya gue udah memastikan kalau gak ada lagi printilan kerjaan yang harus dikerjakan, jadi gue bisa berangkat tepat jam 8. meluncur dari Sarinah jam 8 tepat, gue sampe di Tennis Indoor jam 8.42. berlari lah gue menuju pintu masuk, ditengah pelarian gue yang gak terasa melelahkan itu gue mendengar sayup-sayup "wis you were here" dinyanyikan. God Damned!! itu adalah satu dari sedikit lagu Incubus yang gue hafal. seperti biasa, gue harus melewati penjgaan berlapis. tapi ternyata gak seketat konsernya Bjork, terbukti dengan lolosnya kamera gue dari penyitaan. di tengah antrian, gue mendengar sayup-sayup "Anna Molly", damn lagi!! ini juga satu dari sedikit lagu yang hafal....
sampe didalem, "anna molly" sebentar lagi selesai. gue duduk di tribun atas, sengaja biar bisa foto-foto. and the rest of the show is flat!!! komunikasi Boyd kepada penonton sangat minimalis, seminimalis dekor panggung yang cuma ditambahin 3 lembar karpet sebagai alas panggung. satu-satunya komunikasi yang paling mengena dilakukan sama sang Gitaris, itupun non-verbal. si gitaris pake kaos yang tulisannya Jakarta Indonesia.
dan puncak kedataran konser malam itu adalah dengan tidak dinyanyikannya lagu "I Miss You". gue dan ribuan penonton yang ada disana seolah gak percaya pas tau Brendan Boyd dan kawan-kawan meninggalkan stage begitu aja tanpa lagu yang ditunggu-tunggu umat saat itu.
semua penonton yang dateng juga kayaknya setuju sama gue, kalo Incubus malam itu sangatlah datar. *sigh....
Gue menangis dalam hati baca berita ini..............
Karena LAPAR, anak pintar itu BUNUH DIRI....
Magetan-Surya, Heran melihat Teguh Miswadi, 11, tidak masuk sekolah sejak Senin (18/2), Sujarwo menjenguk salah-satu murid pintarnya itu kemarin. Pak guru Sujarwo, 45, khawatir sakit maag Teguh kambuh, dan dia ingin membawanya ke Puskesmas.
Namun, tiba di rumah Teguh yang tinggal bersama neneknya di Desa Pupus, Kecamatan Lembeyan, Kab. Magetan, Sujarwo terkejut bukan kepalang. Di sebuah kamar yang tak terkunci di rumah setengah kayu dan setengah bambu itu, Sujarwo melihat siswa kesayangannya tergantung kaku. Teguh sudah tak bernyawa. Teguh bunuh diri.
"Seutas tali tampar biru menjerat lehernya," kata Sujarwo saat ditemui Selasa (19/2). Tali itu diikatkan pada blandar atau kayu penopang atap.
Menurut Sujarwo, Teguh gelap mata, sangat mungkin karena tidak tahan akan rasa sakit yang menyerang perut. Maag itu sering membuatnya mengerang. Penyakit ini seharusnya dilawan dengan makan teratur dan bergizi. Tapi, justru itulah yang tak mungkin didapatkan.
Beberapa tetangga membenarkan Teguh hanya makan satu kali sehari. Kondisi Teguh yang tinggal hanya berdua dengan neneknya yang renta, memang sangat memprihatinkan. Siswa kelas 5 SDN Pupus 02, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan ini sering mengeluh sakit perut.
"Teguh menderita sakit maag akut sejak cukup lama dan.tak ada yang memperhatikan secara penuh sakitnya, termasuk kebutuhan makannya," tutur Sujarwo dengan nada prihatin.
Dengan kondisi keluarga Teguh yang miskin, makan sebagai kebutuhan paling dasar tampaknya memang tak sanggup dipenuhi keluarganya. Teguh tinggal bersama Mbah Ginah, 76, neneknya yang buta di RT 2 RW 7 No 672 Desa Pupus, Kecamatan Lembeyan, Kabupaten Magetan.
"Sebetulnya tidak ada yang aneh. Anak itu mudah bergaul dengan teman sebayanya dan tergolong cerdas. Hanya, dia sering tiba-tiba terdiam," kata Sukarni, 35, tetangga Mbah Ginah.
Baru ketika bocah ini nekat gantung diri, orang-orang dewasa di sekitarnya melek. Betapa tersiksanya Teguh yang hanya bisa mengisi perut sekali sehari. Bahkan sebelum meregang nyawa, dia diduga sangat kesakitan. Ini terlihat dari tas sekolah, buku-buku, sepatu, serta seragam sekolah yang ada di bawahnya berantakan.
Sangat mungkin Teguh yang mengenakan kaus hijau dan celana jins biru ini berkelojotan menahan sakit.
Menurut Sukarni, Mbah Ginah menjadi satu-satunya orang yang dianggap paling bisa memberi perhatian pada Teguh. Tetapi, karena sudah tak bisa melihat, Mbah Ginah memiliki keterbatasan. Selain itu, kemiskinan selalu saja menjadi sandungan.
Bahkan ketika bocah malang ini tinggal bersama ayahnya, Suwarno, 41, dia juga tidak mendapat perhatian apalagi dirawat layaknya seorang anak. Lagi-lagi kemiskinan yang membuat keluarga kecil ini berantakan.
Kata sejumlah tetangganya, Suwarno harus berangkat ke sawah sebagai buruh tani usai subuh dan kembali ke rumah menjelang senja. Ibu Teguh, Supartinah, 38, telah pergi merantau ke Sumatera sejak Teguh masih kecil. Hingga kini Supartinah tidak pernah kembali, sehingga tak ada yang sekadar menyapa apakah bocah ini sudah makan atau belum, apakah di rumah ada yang bisa dimakan atau tidak.
"Teguh kemudian memilih tinggal bersama Mbah Ginah yang tinggalnya masih sedesa dengan ayahnya. Meski sama-sama miskin, mbah yang buta ini lebih telaten," kata Sukarni.
Teguh memilih mengakhiri rasa sakit dan kemiskinan itu dengan caranya sendiri. Bayu, 11, teman sebangku Teguh di kelas, menangis mendengar teman belajar dan teman bermainnya meninggal.
Menurut Bayu, nilai pelajaran Teguh yang duduk di bangku terdepan ini bagus-bagus. "Selalu 7 dan 8. Dia juga mampu menirukan semua bentuk lukisan maupun gambar di atas kertas," kata Bayu.
Bayu ingat, ketika bermain bersama, Teguh sudah berpesan mulai Senin (18/2) tidak masuk sekolah lagi. "Sabtu lalu dia bilang sakit maagnya kambuh," tuturnya.
Setelah memastikan sebab kematian, Kapolsek Lembeyan, AKP Subagyo langsung menyerahkan jasad Teguh kepada keluarga untuk dimakamkan atas permintaan keluarga.
Ayahnya, Suwarno, tak bisa dimintai keterangan karena pingsan setelah melihat Teguh meninggal.
-------------------------------------------------------------------------------------------------------- Ya Allah, maafkan seluruh dosa Teguh... Ya Allah, maafkan dosa Mbah Ginah, neneknya yang buta.. Ya Allah, maafkan dosa Suwarno, ayahnya....
Ta Allah, maafkan juga saya yang sering lupa akan nikmat karunia Mu.....
Name: Punk and Buls Home: Jakarta, Indonesia About Me: Punk sangat tidak pintar memotret, sementara Buls susah menemukan angle yang bagus saat dipotret.
Sungguh tindakan yang nekad memakai polaroid.
Enjoy!!!! See my complete profile